Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Kenangan Manis Permainan Masa Kecil

Posting Komentar
Masa anak-anak adalah masa emas dalam pertumbuhan dan kenangan. Hampir semua orang mempunyai kenangan manis di masa ini. Terutama ketika zaman dulu, masa anak-anak masih dipenuhi dengan beragam permainan tradisional yang seringnya dimainkan ramai-ramai. Hal ini tentu meninggalkan jejak kenangan tersendiri di hati setiap orang yang mengalaminya. Bagiku sendiri, ada 3 permainan masa kecil yang mempunyai kenangan manis hingga kini.

1. Basingki

Basingki atau dalam bahasa Indonesia disebut permainan Patok Lele adalah permainan ketangkasan dengan 2 buah kayu dan lubang berbentuk segitiga sama kaki di tanah. Dua buah kayu tersebut berbeda ukurannya, satu kayu dengan panjang sekitar 50 cm sebagai "mamanya" dan satu kayu pendek sebagai "anaknya". Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang berlainan. Satu tim bisa terdiri dari banyak orang tidak terbatas asal masih seimbang jumlah masing-masing tim. Tim yang mendapat poin adalah tim yang dapat menangkap kayu pendek yang dilemparkan oleh tim lawannya. Permainan ini memang cukup berbahaya. Kalau lengah dan tidak hati-hati bisa terkena lemparan kayu saat berusaha menangkapnya. Ada 3 babak dalam permainan ini. Setiap babak berbeda dalam cara melemparkan kayu dan jumlah poinnya, aku lupa nama babak pertama dan kedua. Tapi aku ingat betul nama babak ketiga yaitu "kihong". Karena jarang sekali tim bisa sampai babak terakhir ini. Dulu, ada satu orang teman laki-laki yang hebat sekali dalam "kihong-mengihong" ini. Aku sampai kagum waktu itu. Ehm.

fannyseptria.blogspot.com

2. Rumah-rumahan atau Masak-masakan

Normalnya permainan ini dimainkan oleh anak perempuan. Tapi tidak pada waktu aku kecil dulu. Anak perempuan dan laki-laki bergabung memainkan peran apa saja yang mereka suka dalam permainan ini. Saking banyaknya anak yang ikut, kami membangun sebuah "desa" dengan nama Desa Tumaritis. Nama tersebut kami ambil dari nama desa tempat tinggal Petruk-Gareng, tokoh cergam yang paling ngetren zaman aku masih kecil dulu. Lokasinya di sebuah tanah kosong yang kebetulan berseberangan dengan rumahku. Di bawah sebuah pohon sawo besar nan rindang, sehingga saat terik pun kami tak takut kepanasan (lagipula mana ada anak-anak zaman dulu yang takut kepanasan?). Anak perempuan tentu saja berperan sebagai ibu rumah tangga yang kegiatannya paling sering adalah memasak. Tidak hanya bohong-bohongan, bahkan kami juga memasak beneran. Dulu temanku punya satu set permainan masak-masakan dari besi sehingga kalau diletakkan di atas api pun tidak apa-apa. Mie instan semuatnya kami "goreng" di dalam wajan mini dan benar-benar dimakan lho. Dulu kami juga sering membuat agar-agar atau jelly dari daun kacakpiring yang diremas-remas dalam air. Airnya kemudian dipanaskan di bawah sinar matahari. Jika sudah beku, bisa dipotong dan disajikan. Namun tentu saja tidak dapat dimakan. Oya, anak laki-laki biasanya berperan sebagai penjaga "taman bermain". Taman bermain alami yang terbentuk dari semak belukar di sekitar pohon sawo. Ceritanya anak perempuan berperan sebagai pengunjungnya dan membeli tiket kepada anak laki-laki untuk dapat bermain disana. Kenangan yang indah sekali.
kebudayaanindonesia.net

3. BPan

BP (atau dulu kami menyebutnya GPan) adalah permainan "boneka" dari kertas untuk anak perempuan. Sama seperti rumah-rumahan tapi pemerannya adalah tokoh kertas yang punya rumah dan dapat berganti-ganti baju. Rumahnya terdiri atas barang-barang yang disusun. Dulu aku senang mengatur letak kamar, ruang makan, dan ruang-ruang lainnya dalam permainan ini. Tidak salah kalau hingga sekarang aku menyukai desain interior. Kegiatan yang dilakukan para boneka BP itu kalau tidak urusan rumah tangga ya pergi ke acara ulang tahun teman, pesta, atau mengunjungi rumah teman. Dulu aku dan teman-teman perempuan maniak sekali bermain BP. Sampai-sampai dulu setelah mengganti seragam sekolah, aku rela balik lagi ke sekolah (rumahku dekat dengan SD) untuk menunggu temanku yang kelasnya lebih tinggi dan belum pulang sambil menenteng "harta karun" berupa peralatan BP di dalam kresek hitam. Guru yang mengajar di kelas itu pun sudah tahu maksudku karena aku menunggu di depan kelasnya setiap hari. Bahkan kami pernah menginap di salah satu rumah teman dan semalaman suntuk kami terus bermain BP hingga tertidur dengan peralatan main yang belum dibereskan. Itu waktu aku sekitar kelas 2 atau 3 SD. What a memorable!
mantraitemdoeloe.blogspot.com

Ya dulu sepertinya tidak ada permainan yang bisa dimainkan sendirian. Semuanya harus berkawan-kawan. Sekarang, teman-temanku waktu kecil telah berpencar di banyak tempat mengikuti jalan hidup. Bahkan yang masih tersisa di desa ini pun tak dapat mengulang kebahagiaan masa kecil tersebut. Waktu telah mendewasakan kita dan merubah semuanya. Terima kasih untuk teman-teman yang telah bersama mengukir kenangan manis saat kita masih kecil dulu. Aku merindukan masa-masa itu. Jika anakku lahir nanti, akan kuceritakan bahkan kuajari permainan-permainan dulu yang pernah mewarnai masa kecilku.

Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Permainan Masa Kecil yang diselenggarakan oleh Mama Calvin dan Bunda Salfa.
 
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar