Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Banjarbaru Book Fair 2015

Posting Komentar
Ini book fair ke-3 yang diadakan di Banjarbaru. Tentu saja bookholic sepertiku antusias sekali menyambut event tahunan ini. Semoga berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya. Aamiin.

Balamut

BBF 2015 diadakan pada tanggal 30 Januari-8 Februari 2015. Dalam waktu 10 hari tersebut, aku 3 kali mengunjunginya. Pertama bersama sahabatku yang juga hobi membaca. Dia paling ngerti kalau aku lagi berburu buku, susah diganggu. Kalau sudah ketemu, langsung ke kasir lalu pindah ke stand buku sebelah. Kedua, bersama teman-teman kampus. Waktu itu setelah kuliah sore kita langsung menuju ke lapangan Dr. Murjani yang menjadi tempat diadakannya acara. Beberapa dari mereka memang juga suka buku. Beberapa yang lain hanya mengintil sambil melihat-lihat. Kadang aku merekomendasikan buku pada temanku dan yang lain juga bertanya tentang jenis buku yang akan dia beli.

Kunjunganku yang ketiga yaitu bersama mama dan Maya yang sedang berkunjung ke Banjarbaru. Kali ini waktunya malam hari, ada acara hiburan di panggung utamanya. Kita sempat melihat acara tradisional Kalimantan Selatan yaitu balamut. Balamut adalah kesenian bertutur kata ala suku Banjar. Pada kunjungan yang terakhir ini aku lebih fokus menemani mama dan Maya, bukan berburu buku lagi. Maya sempat mampir di stand yang menjual buku kreatif anak karena ada arena smart gamesnya. Harga bukunya jutaan per paket. Ohoho.

Mama dan Maya yang memainkan smart games dari buku kreatif

Dari 3 kali kunjungan tersebut aku mendapatkan 13 buku. Enam pada kunjungan pertama dan 7 buku pada kunjungan kedua. Genrenya bermacam-macam, kebanyakan sih non-fiksi.



Selain menjual produk berupa buku pada event ini juga diadakan workshop kepenulisan. Ada 3 workshop, yaitu bersama dengan penulis Habiburrahman El-Shirazy, Asma Nadia, dan Hanum Salsabila Rais serta Rangga yang menulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa. Aku hanya ikut workshop bersama Asma Nadia, karena belum pernah bertemu langsung dengan beliau padahal aku menyukai tulisan dan buku-bukunya. Waktu Musyawarah Nasional FLP kemarin, beliau sedang tidak di Indonesia.

Kang Abik -panggilan untuk Habiburrahman El-Shirazy, aku sudah pernah melihat beliau waktu Munas. Sedangkan novel 99 Cahaya di Langit Eropa, aku belum pernah membaca, sehingga belum ada keinginan untuk berjumpa kedua penulisnya. Berbagai macam lomba juga digelar dalam event ini, meski aku tak ikut dan menonton satu pun dari semuanya.



Begitulah bagi para pecinta buku, book fair adalah event surga. Beberapa dari harga buku tersebut memang lebih murah karena diskon namun ada juga yang masih dalam harga normal. Tidak mengapa, karena itu wajar. Daripada beli online dan harus bayar ongkos kirim? Atau aku harus berkendara 1 jam dulu ke Banjarmasin agar bertemu dengan toko buku besar kesayangan yang koleksi bukunya terlengkap di Kalsel?
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar