Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Angsana Beach, I’m Come Back

3 komentar
Yup, di awal tahun 2017 ini aku berkesempatan piknik ke Pantai Angsana lagi. Ini sudah yang ketiga kalinya aku memandang laut lepas dari pantai ini. Meski sudah ke sana berkali-kali, aku tak pernah bosan dengan pemandangannya. Selalu indah menentramkan. Pantai Angsana beberapa tahun terakhir ini memang menjadi primadona wisata di Kalsel khususnya di Kabupaten Tanah Bumbu.



Meski ini bukan kunjunganku yang pertama, tapi kesan setelah mengunjungi pantai ini selalu ada. Bukankah selalu ada cerita di setiap perjalanan meski destinasinya sama? Selain waktu, yang membedakan kunjunganku kali ini adalah aku membawa rombongan keluargaku. Yeaaa, alhamdulillah akhirnya bisa berpiknik bersama mereka setelah sekian lama hanya bisa merencanakannya.

Sabtu, 25 Februari 2017 sore aku dan keluarga sampai di Pantai Angsana dan segera terkagum-kagum dengan pemandangan pantai yang sangat indah. Laut yang kala itu sedang pasang memperlihatkan kekuasaannya dengan mendeburkan ombak sekencang-kencangnya. Subhanallah. Kami langsung menikmati pantai dengan bermain air sepuasnya meski aku tidak sampai ke tengah. Tak lupa, aku pun menaiki jembatan pantai yang kondisinya semakin memprihatinkan. Sungguh berbahaya jika ada anak kecil yang naik dan tidak hati-hati.


Oya, kami menyewa kamar di penginapan paling ujung pantai. Hal ini berdasarkan pengalamanku ketika piknik bersama suami dan rekan-rekannya tahun lalu. Fasilitasnya lumayan, dengan tarif yang tak terlalu mahal. Tempatnya juga tidak terlalu ramai karena terletak di ujung. 



Teringat pada tahun 2015 lalu ketika aku dan teman kuliah mengunjungi pantai ini, kami berkemah tepat di pusat keramaian dekat pos keamanan pantai. Di malam minggu seperti sekarang ini, hiburan berupa musik dangdut mengiringi tidur malam kami. Maksudnya mungkin untuk menghibur pengunjung pantai yang bergadang. Tapi apa kabar bagi pengunjung yang tetap ingin tidur sesuai jadwal? Malam minggu saat aku terakhir ke sana pun, musik dangdut tetap dinyalakan. Bahkan semakin riuh karena bersaing dengan musik dangdut yang berasal dari peserta perkemahan di dekat posko.



Malamnya setelah membersihkan diri dan shalat. Kami berjalan-jalan ke ujung pantai yang lainnya. Ke dekat resort paling megah yang ada di pantai itu. Cuma cuci mata di beberapa warung yang menjual cindera mata dan menikmati desiran ombak di malam hari. Indah sekali.


Malam semakin larut, waktunya beristirahat. Uniknya kali ini aku tidak merasa tertekan seperti pusing atau masuk angin saat mendatangi tempat baru karena perbedaan jadwal makan atau tidur atau kebanyakan aktivitas di luar. Bahkan kondisi badanku yang seminggu terakhir sebelum liburan ini kurang fit, menjadi normal saat piknik kemarin. Alhamdulillah. Mungkin itu faktor dari hati senang.

Pagi pun tiba, maksud hati ingin melihat sunrise. Namun apa daya awan menutupi matahari. Jadilah kami hanya bermain di pantai. Oya, kegiatanku pagi ini adalah mengumpulkan cangkang dan berbagai sisa binatang laut beserta pasir pantainya. Lumayan mudah mendapatkannya karena di tepi pantai bekas pasang kemarin berserakan cangkang kerang dan siput laut yang indah-indah. Aku berlomba mendapatkannya dengan sepupu kecilku. Aih, bahagianya.



Kami kemudian sarapan dan berberes-beres. Siap kembali pulang karena perjalanan panjang selama 10 jam bakal kami tempuh dan Senin besok sudah harus kembali ke aktivitas masing-masing. Jam 9 pagi kami mulai meninggalkan Pantai Angsana dan langitnya. Semoga suatu hari nanti, aku bisa kembali ke sana lagi. Aamiin.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

3 komentar

Posting Komentar